PERMAINAN BARU MATEMATIKA MONOPOLI AJARKAN BELA NEGARA ANAK SEJAK DINI


Bismillah.....
Matematika adalah ilmu, ketrampilan dan sikap yang menjadi dasar bagi seseorang untuk memiliki kemampuan rasionalitas, logika, analisa dan ilmiah. Seseorang yang memiliki hal itu semua maka akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan siap tempur di segala medan masalah kehidupan ini. Ketangguhan, komitmen, amanah dan integritas merupakan karakter positif yang dibutuhkan sebagai syarat mutlak untuk membangun kekuatan bangsa sejak dini. Hal ini jelas berkorelasi positif sebagai manifestasi kontribusi konkret dalam “ BELA NEGARA ’’. Buktikan dan Tunjukkan bahwa ternyata belajar matematika itu indah, mudah, asyik, menyenangkan, penuh tantangan dan tanpa derai air mata berlinang.
Saya pribadi ingin mengajak seluruh pecinta matematika sejati di seluruh penjuru tanah air di Indonesia dari berbagai latar belakang yang berbeda untuk mulai menumbuhkan semangat bela negara melalui pembelajaran Matematika sejak SD sampai perguruan tinggi. Yuk kampanyekan terus hal ini demi kecintaan dan keutuhan NKRI karena Harga Mati (Agrend Wisnu Kusuma – Praktisi Pendidikan, Pemerhati Olimpiade MIPA Indonesia dan Penulis Buku Revolusioner Pertama OSN Matematika, ON MIPA PT dan OSN Pertamina - Bogor)


 Surabaya (beritajatim.com) - Mengajarkan bela negara kepada siswa setingkat SD, SMP dan SMA hendaknya dengan hal yang tidak membosankan, dalam pengajaran ini jika dikaitkan dengan mata pelajaran matematika yang dipadukan dengan permainan monopoli akan terkesan asik dan membuang kejenuhan untuk mengikuti alur permainannya.

Itu terlihat dari lomba Permainan Matematika Bela Negara yang digelar Komando Resort Militer (Korem) 084 Baskara Jaya di Royal Plasa, Selasa (10/11). Diikuti 128 peserta dari beberapa sekolah menengah pertama (SMP) di seluruh Jawa Timur.

Dalam satu kali permainan ada empat peserta. Masing-masing peserta secara bergiliran melempar dua dadu, setelah angka dijumlah peserta menjalankan dari angka yang paling kecil. Dari situlah, peserta mendapatkan pertanyaan yang harus dijawab dengan tepat. Dalam permainan itu juga ada dua orang juri yang mengawasi permainan dan menentukan apakah jawaban benar atau salah.

Salah satu peserta Tiara Putri dari SMPN 1 Magetan menjawab pass ketika dia mendapatkan pertanyaan apa yang diketahui tentang bahaya laten komunis. Tiara mengaku tidak bisa menjawabnya karena materi itu lupa tidak dipelajarinya. Namun beruntung, Tiara yang memang beberapa kali menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang didapatnya, menjadi juara satu lomba ini.

Permainan Matematika Bela Negara ini memang baru pertama kali diperkenalkan pada publik secara resmi dengan menggandeng Klinik Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Bogor.

Presiden Direktur Klinik Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Bogor, Ridwan Hasan Saputra menerangkan bahwa permainan ini yang membuat pelajaran Bela Negara menjadi menyenangkan, tidak membosankan. Seperti diketahui Bela Negara yang mencakup empat pilar negara yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika adalah pelajaran hafalan yang terkadang membuat siswa bosan. Namun dengan adanya metode ini, pelajaran Bela Negara akan sangat menyenangkan.

“Kami mencoba metode ini bisa menjadi pembelajaran di semua sekolah mulai tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, disesuaikan dengan tema soalnya. Dan kami sedang ajukan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Ridwan.

Dari metode ini, siswa bisa belajar materima dari melempar dadu yang dilakukan. Sedangkan Bela Negara terutama empat pilar kebangsaan itu terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam soal-soal yang ada.

Disisi lain, Dewan Penasehat Pusat Gerakan Bela Negara, Jenderal (Purn) Agustadi Sasongko Purnomo mengungkapkan sikap bela negara ini memang harus diperkenalkan sejak dini. Sehingga jiwa bela negara ini akan terus melekat di dada para anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

“Semoga Kemendikbud mau menjadikan metode ini sebagai sebuah metode pembelajaran di sekolah mulai SD hingga perguruan tinggi di seluruh Indonesia dari Sabang hinggau Merauke ,” tandasnya. (ito/kun)

Semoga berkah dan bermanfaat

It's only fair to share...

Komentar

Postingan Populer