FILOSOFI TAHLIL NU Vs PANCASILA



FILOSOFI TAHLIL Vs PANCASILA
Menurut Almukarom Kiai Harun Ismail,Kalau kita ingin melihat pelaksanaan Pancasila yang benar dan tepat maka lihatlah Orang Tahlilan. Inilah filosofi Pancasila yang berada di Tahlilan ala NU. Satu, orang tahlil itu pasti baca surat Al-Ikhlas yang berbunyi Qulhu Allahu ahad Allahus shomad. Itulah KETUHANAN YANG MAHA ESA dan di dalam tahlil pasti baca itu. Yang artinya Tuhan itu satu.
Kedua, Orang tahlil di lingkungan NU itu, siapa pun boleh datang dan ikut, tidak ada seleksi, tidak ada pertanyaan, "kamu bisa tahlil enggak? Kalau enggak bisa, disuruh keluar. Di NU tidak seperti itu,”. Bahkan nonmuslim pun boleh masuk dan orang yang membid'ah-bid'ahkan tahlil pun dipersilakan ikut, kalau mau. Tidak ada yang dibeda-bedakan. Itulah KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB
Dan kalau dilihat di kampung-kampung, orang tahlil itu duduknya bersila semua. Tidak dibedakan duduknya seorang pejabat, kiai, santri dan orang biasa. Semuanya sila, rata. Itulah PERSATUAN INDONESIA terdapat dalam sila ke tiga pancasila. Duduknya sila semua.
Setelah itu, menjelang dimulai, di sanalah mereka mencari pemimpin, mereka saling tuding menuding. Satunya bilang jenengan saja yang mimpin dan yang lainnya juga bilang jenengan yang lebih pantas,”
Di sanalah terjadi musyawarah kecil-kecilan mencari seorang pemimpin tahlil. Setelah kepilih satu yang memimpin tahlil. Itulah KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/PERWAKILAN
Setelah tahlil selesai, berkat nya keluar. Semuanya mendapatkan berkat yang sama tanpa ada berbedaan baik tampilan dan isinya semuanya sama. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA .
Notifikasi :
Jika masih banyak ummat muslim mengatakan TAHLIL itu BID’AH maka PANCASILA pun juga Anda anggap BID’AH, maka kita simpulkan Anda lupa Sejarah Islam dan Pembentukan undang-undang dasar dan lambang negara kita tercinta ini yang telah diperjuangkan oleh para pemuda, santri, ulama, politisi, tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat saat ini dengan susah payah dan pengorbanan energi, materi, darah, air mata, waktu hingga nyawa.Keutuhan NKRI Harga Mati itu juga Jihad Fisabililillah. Hidup Damai, Rukun dan Sentosa itu Mahal dan Indah. Tidak segampang membolak-balikan tangan kita mengurusi jutaan ummat negeri seribu pulau yang sangat heterogen dan masih sensitif dengan unsur SARA. Hormatilah kaum minoritas di Indonesia, merekapun juga berjasa demi memperjuangkan kemerdekaan negara RI. Punya hak dan kewajiban yang sama secara hukum sebagai warga negara Indonesia yang menjunjung tinggi budi pekerti dan adat luhur ketimuran. Wallahu A’lam.
 Kenapa sampai detik dan hari ini Anda masih hidup terus di Indonesia. Lalu kenapa tidak pindah saja segera di negara orang jika memang Anda “ konsekuen dan Ngeyel” dengan prinsip Imam/Pemimpin Anda. Atau mungkin pindah planet dari Bumi ini ?
Bagimu Amalanmu, Bagiku Amalanku (Khusus Muslim)
Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku (Khusus Non Muslim)

Komentar

Postingan Populer