METEMATIKA TRANSPORTASI AIR LINES KEKINIAN
The Capitalism of Information System (Revenue Management System)
Sebagai pengguna moda transportasi udara, kita sering bingung ketika memesan tiket. Tadi pagi, ketika membuka sebuah situs penjualan tiket online, ada sebuah seat yang ditawarkan sangat murah. Lalu kita tutup laptop, saat beberapa menit kita buka kembali situs tersebut, harganya sudah naik bahkan beberapa kali lipat. Lalu kita tutup laptop dan kecewa. Biasanya grundelan yang muncul adalah: "kenapa tadi tidak saya beli saja tiket tersebut". Kini kita merogoh kantong lebih dalam untuk membayar tiket ke tujuan yang jadwalnya sama dan dengan pesawat yg sama.
Tahukah anda mengapa, harga menjadi naik? Apakah ada pegawai maskapai penerbangan yang menggerakkan ini semua?
Jawabannya pertama, sistem mendeteksi kecemasan anda dalam memesan tiket. Semakin mendekati anda pada schedule penerbangan, sistem mendeteksi anda sebagai konsumer yang cemas dan semakin cemas dan anda semakin dipermainkan oleh sistem. Jawaban kedua, tidak ada pegawai atau manusia apapun yang memainkan harga. The computers do by themselves. Semua dijalankan berbasiskan operasi algoritma-matematika yang rumit.
Apakah masuk akal?
Sangat masuk akal, seorang yang duduk di sebelah anda membayar tiket pesawat sepersepuluh harga yang anda bayar untuk waktu, tujuan dan penerbangan yang sama. Sementara anda membayar 10 kali lipatnya. Kenapa demikian, kata para ahli, mesin komputer ticketing memainkan asumsi: "the way of spending based on anxiety of the consumers". Jadi, dompet anda "diperas" oleh kecemasan anda, sehingga terjadi angka yang setimbang. Bahkan anda bisa "diperas" untuk membayar seat yang makin mahal, yang anda anggap makin langka. Disanalah perusahaan penerbangan menangguk keuntungan. Tidak ada penerbangan yang tidak menangguk keuntungan ekonomi sepanjang demand-nya mencukupi.
Semua ini adalah sebuah "permainan" yang merupakan paduan antara ilmu perilaku konsumen, ilmu psikologi, ilmu matematika, ilmu manajemen dan ilmu komputer. "Korban" dari bekerjanya sistem ini adalah kita semua yang selalu stress bila akan bepergian.
Mengapa hal ini dilakukan?
Perusahaan-perusahaan penerbangan ingin memastikan bahwa tidak ada kerugiaan pada setiap pesawat yang terbang. Operasi algoritma matematika yang sangat rumit dan dikendalikan oleh komputer menjamin hal ini. Sistem memainkan buying-behaviors. Variabel penting lainnya yang dimainkan oleh komputer untuk menentukan harga tiket anda adalah the prediction of how consumers behaviors react to the price, flying habit, (fundamental) competitive advantage, opportunity of getting economic incentive dan seterusnya.
Jadi...kita manusia saat ini adalah obyek permainan sistem komputer dan sejumlah ilmu pengetahuan yang dikapitalisasi untuk kenyamanan penerbangan melalui "operasi kecemasan" anda...karena kita adalah orang-orang yang selalu cemas dalam menyikapi kehidupan. Inilah asumsi pokoknya. Inilah yang disebut juga sebagai *revenue management system* dalam industri penerbangan. The capitalization of anxiety that works very well...
Salam hangat
Prof Arya Hadi Dharmawan
Guru Besar Sosiologi FEMA IPB Bogor
Komentar
Posting Komentar